Minggu, 08 Agustus 2010

Katekese Umat

A. Katekese Secara Umum

Katekese mempunyai peran penting dalam perkembangan iman orang Kristen. Direktorium Kateketik Umum menandaskan bahwa katekese merupakan suatu kegiatan yang mengantar jemaat menuju pada kedewasaan iman, sebab melalui katekese orang mendapatkan pengetahuan mengenai Allah dan karya keselamatan-Nya serta agar jemaat mampu membangun diri dalam iman.

Evangelii Nuntiandi memandang katekese sebagai pengajaran agama untuk membentuk pola-pola hidup kristen, tidak hanya pada pengetahuan tetapi juga menyentuh pikiran dan hati supaya kebenaran yang hakiki meresapi seluruh hidup.

Sementara itu, Catechesi Tradendae memandang katekese sebagai pembinaan yang mencakup penyampaian ajaran kristen, yang diberikan secara organis dan sistematis dengan maksud mengantar pendengar kedalam kepenuhan hidup kristen, atau menuju pada pendewasaan iman.

B. Pengertian Katekese Umat

Katekese Umat diartikan sebagai usaha saling menolong untuk menggembalakan iman. Oleh sebab itu Katekese Umat sering diartikan sebagai Komunikasi Iman. Dalam Katekese Umat, semua peserta adalah sederajat. Pembimbing merupakan fasilitator atau pelancar. Semua umat dalam Katekese Umat turut aktif berkatekese.

Saling tolong menolong itu terjadi dalam bentuk saling tukar menukar pengalaman iman. Oleh sebab itu, Katekese Umat sering diartikan sebagai Komunikasi Iman. Pengalaman iman yang dikomunikasikan itu berdasarkan pengalaman iman yang otentik dari Gereja Purba dan pengalaman iman sepanjang masa akan ajaran, karya dan pribadi Yesus Kristus. Kristuslah yang menjadi pokok dan sekaligus pola dalam iman dalam berkatekese umat.

Dalam Katekese Umat dibutuhkan saling keterbukaan antar peserta. Tanpa keterbukaan maka tidak akan tercipta komunikasi iman yang diharapkan. Oleh sebab itu, Katekese Iman dapat dilaksanakan dalam suatu kelompok terbatas, suatu kelompok kecil.

C. Tujuan Katekese Umat

Tujuan pelaksanaan Katekese Umat adalah:

1. Supaya dalam terang iman, umat semakin meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari,

2. dan bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari,

3. dengan demikian semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan makin dikokohkan hidup kristianinya,

4. pula semakin bersatu dengan Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta,

5. sehingga sanggup memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup di tengah masyarakat.

Perumusan itu satu per satu akan didalami supaya didapatkan ciri khas dari tujuan Katekese Umat itu:

1. Supaya dalam terang iman, umat semakin meresapi arti pengalaman-pengalamannya sehari-hari

Katekese Umat membantu umat untuk hidup semakin sadar, semakin mendalami. Kedalaman itu umat peroleh dengan melihat setiap hidup di bawah terang iman.

Itu berarti Katekese Umat menempatkan pengalaman religius ke dalam hidup yang nyata dan konkret. Dengan demikian peserta ditolong untuk menafsirkan riwayat hidupnya sebagai sejarah penyelamatannya.

Oleh kerena itu seperti sudah dikatakan berulang-ulang, pengalaman hidup peserta harus sungguh-sungguh digali dan usaha inkulturasi dalam Katekese Umat dapat dikatakan hampir mutlak. Katekese Umat mencegah dualisme dalam hidup beriman. Katekese Umat mendorong proses pemanusiaan kristiani yang utuh.

2. Arti kehidupan sehari-hari membawa umat kepada pertobatan, bertobat kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup sehari-hari

Tujuan dari setiap Katekese Umat antara lain ialah supaya umat bertobat, atau dengan kata lain umat membuat sikap yang baru (metanoia) karena umat sudah melihat hidup dengan terang iman itu.

Mengambil sikap yang baru yang tidak selalu berarti bahwa umat beralih dari sikap yang tidak baik (dosa) ke sikap yang baik (suci), tetapi juga berarti beralih dari sikap yang baik ke sikap yang lebih baik lagi, menjadi semakin sempurna.

Tobat di sini tidak terbatas pada aspek rohaniah melulu dalam arti menyangkut sikap batin saja, tetapi harus menjangkau sampai kepada tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. Tobat menyangkut keseluruhan hidup manusia lahir dan batin. Tobat sebagai hasil dari Katekese Umat menghilangkan jurang antara agama dan hidup sehari-hari. Agama yang dihayati dalam hidup profan menjadikan hidup tersebut sebagai medan perjumpaan manusia dengan Allah.

Melalui Katekese Umat, umat menyadari bahwa seluruh hidup dan dunia ditebus oleh Kristus dan dipakai oleh Roh Kudus untuk mengantar umat kepada Allah Bapa. Tobat yang sejati memang akhirnya mengantar mereka kepada Allah, namun dalam hidup nyata sehari-hari.

3. Pertobatan itu menjadikan umat semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan makin dikukuhkan hidup kristianinya

Kehidupan umat yang terarah kepada Allah, seperti yang disinggung di atas, harus nyata dalam tiga gejala dasar, yaitu: iman, harapan, dan kasih yang harus semakin nyata diamalkan dalam hidup sehari-hari.

4. Pertobatan itu juga menyebabkan umat semakin bersatu dalam Kristus, makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas gereja setempat dan mengokohkan Gereja

Selain mempersatukan umat dengan Kristus, Katekese Umat mempersatukan umat dengan Gereja. Bukan itu saja, Katekese Umat turut membangun Gereja. Dengan berkatekese umat, umat semakin mewujudkan Gereja basis secara konkret, dengan demikian mewujudkan Gereja setempat dan Gereja Universal.

Katekese Umat adalah komunikasi iman dan dari sudut pandang tertentu komunikasi iman merupakan Gereja itu sendiri. Sebenarnya terdapat suatu pengaruh yang timbal balik. Semakin umat berkatekese umat, semakin umat mewujudkan Gereja itu sendiri. Dan bila Gereja semakin terwujud, maka komunikasi iman umatnya semakin terwujud pula.

5. Pada akhirnya, umat sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup mereka di tengah masyarakat

Dampak dari Gereja yang semakin mewujudkan dirinya tidaklah melulu terarah ke dalam, tetapi juga ke luar, ke tangah masyarakat, ke dunia. Gereja yang semakin mewujudkan dirinya itu haris memberi kesaksian tentang Kristus kepada dunia. Dengan Katekese Umat, Gereja akan semakin mantap dan misioner.

D. Proses Katekese Umat

Ciri khas Katekese Umat juga terletak pada proses, baik proses interaksi kelompok maupun proses perkembangan peserta yang berlangsung seumur hidup.

1. Proses Interaksi Kelompok

Proses interaksi kelompok ini terjadi dalam usaha saling menolong, saling mengkomunikasikan hal biasa dan pengalaman iman serta usaha bersama mencari dampaknya bagi hidup yang nyata oleh kelompok itu sendiri.

2. Proses Pengembangan Iman

Dalam berkatekese umat, iman seseorang bisa ditumbuhkan, diteguhkan atau mungkin dikoreksi sebagai hasil komunikasi iman tersebut.

Titik tolak proses harus mulai dari pengalaman hidup. Gereja hendaknya senantiasa bertitik tolak dari pengalaman hidup dan pengalaman iman. Usaha di dalam mengembangkan pembinaan iman umat yang bertitik tolak dari Kitab Suci atau ajaran Gereja sebaiknya dilihat sebagai suatu pola pembinaan yang lain dalam karya pastoral.

Titik tolak Katekese Umat adalah pengalaman iman dalam hidup sehari-hari. Ada beberapa alasan:

1. Proses Katekese Umat yang bertitik tolak dari pengalaman hidup terasa lebih manusiawi. Manusia mulai dengan penyadaran tentang diri dan hidupnya dan baru menanggapi sesuatu termasuk Tuhan.iman yang bertumbuh dari pengalaman hidup teasa lebih mengena.

2. Allah sejak dalam Perjanjian Lama mewahyukan Diri melalui pengalaman bangsa Israel sepanjang sejarahnya. Datanglah Yesus Kristus sebaga wahyu Allah yang hidup. Diamerupakan puncak dan mahkota dari suatu proses pewahyuan Tuhan, dalam sejarah hidup manusia yang sangat panjang. Jadi, cara ini merupakan cara Allah pula.

3. Proses ini berlaku juga pada bangsa-bangsa lain. Sebenarnya kedatangan Yesus bukanlah suatu yang tiba-tiba. Dalam sejarah semua bangsa, sebenarnya sudah tertanam benih-benih Sabda Tuhan. Yesus Kristus hanya merupakan eksplisitas puncak dari wahyu Tuhan yang sudah berjalan sepanjang masa.

4. Alasan-alasan berikut ini lebih metodis:

a) Katekese Umat disebut katekese oleh umat, dan untuk umat, akan jauh lebih gampang bila dimulai dari kehidupan mereka sehari-hari. Sejak semula bisa dimulai dengan proses komunikasi yang akrab.

b) Bila dimulai dengan Kitab Suci memang peranan fasilitator harus cukup diandalkan pada permulaannya; mungkin dia akan harus berbicara lebih banyak dan ini agak menghalangi proses komunikasi awal, dan sebagainya. .

E. Materi

Dari uraian-uraian yang cukup panjang lebar di atas, kiranya menjadi jelas bahwa materi Katekese Umat adalah:

1. Pengalaman hidup;

2. Kitab Suci;

3. Ajaran Gereja sepanjang masa.

Ketiga materi ini tidak berdiri sendiri-sendiri, tetapi selalu terpadu sangat erat, tidak dapat dipisahkan. Setiap Katekese Umat selalu berurusan dengan pengalaman hidup, dengan Kitab Suci dan Ajaran Gereja. Katekese Umat sendiri merupakan peristiwa gerejani yang mendapat artinya terang Kitab Suci.